Selasa, 04 Februari 2014

TEKNIK PEMERIKSAAN KNEE JOINT

TEKNIK PEMERIKSAAN KNEE JOINT

Dalam melakukan pemeriksaan radiografi knee joint memerlukan beberapa proyeksi yaitu Proyeksi Antero Posterior (Proyeksi AP), Proyeksi Postero Anterior (Proyeksi PA), Proyeksi Lateral (Proyeksi Mediolateral), Proyeksi Antero Posterior Weight Bearing, Proyeksi Antero Posterior Oblique, Proyeksi Postero Anterior Weight Bearing, dan Proyeksi Postero Anterior Oblique. (Ballinger, 2007)
Dalam pemeriksaan knee Joint tidak diperlukan  persiapan khusus, karena tidak menggunakan media kontras sebelum dilakukan pemeriksaan. Penderita dianjurkan untuk menaikkan celananya, melepas deker yang dipasang dilututnya, dan benda lain yang berada di knee joint agar tidak menimbulkan bayangan yang mengganggu radiograf.
Teknik radiografi knee joint ada berbagai macam proyeksi yaitu :
1.      PROYEKSI ANTERO POSTERIOR (PROYEKSI AP)
Gambar radiograf dari knee joint dapat dibuat dengan atau tanpa menggunakan grid. Ukuran knee pasien, keputusan radiografer dan dokter adalah faktor yang dipertimbangkan untuk mencapai keputusan.
Perhatian kembali diperlukan untukperlindungan organ gonad dalam pemeriksaan ekstremitas bawah. (apron  tidak ditunjukkan dalam ilustrasi model karena akan menghalangi posisi tubuh yang ditunjukkan)
 
Gambar IIC.1 Posisi Knee untuk  Proyeksi Antero Posterior (CLARK, 2005)

a.       Image Receptor (IR) : 24 x 30 cm melintang
b.      Posisi Pasien (PP)
Pasien diatur dalam posisi supine, dan atur  tubuh sehingga pelvis tidak mengalami rotasi.
c.       Posisi Objek (PO)
1)      Letakkan IR berada di bawah knee pasien, sedikit fleksikan sendi, tempatkan apex patella, dan luruskan knee  pasien, atur ½ inchi (1,3 cm) bawah apex patella di pertengahan kaset. Ini akan menempatkan ruang sendi di pertengahan kaset.
2)      Atur kaki pasien dengan  meletakkan femoral epicondyles parallel terhadap kaset agar true AP. Patella sedikit menempel ke sisi medial. Jika knee tidak bisa full ekstensi, membengkokkan kaset mungkin diperlukan.
3)      Gonad shield
d.      Central Ray (CR)
1)      Diarahkan pada titik ½ inchi (1,3 cm) inferior apex patella.
2)      Berdasarkan pada pengukuran antara anterior superior iliaca

e.       Kriteria Radiograf
 
Gambar IIC.3 Gambar Radiograf Antero Posterior Knee Joint Normal (CLARK, 2005)

1)      Struktur yang terlihat
a)      Distal femur dan proksimal tibia dan fibula terlihat
b)      Ruang femorotibial joint terbuka, dengan articular facets tibia terlihat di akhir dengan visualisasi area permukaan yang minimalis.
2)      Posisi
a)      Tidak ada rotasi dibuktikan dengan tibial condyles dan ruang sendinya simetris.
b)      Kira-kira setengah dari pertengahan caput fibula superposisi dengan tibia.
c)      Intercondylar eminence terlihat di pertengahan intercondylar fossa.
3)      Kolimasi dan CR
a)      Lapangan kolimasi lurus dengan poros panjang IR.
b)      Pertengahan lapangan kolimasi berada di pertengahan knee joint.
4)      Kriteria eksposi
a)      Eksposi yang optimal akan menampakkan garis tepi patella pada sistal femur, dan caput fibula dan leher fibula tidak terlihat overeksposi.
b)      Tidak ada pergerakan, trabekula tulang tampak dan tajam
c)      Tampak soft tissue

2.      PROYEKSI POSTERO ANTERIOR (PROYEKSI PA)
 
Gambar IIC.4 Posisi Knee untuk Proyeksi Postero Anterior (Ballinger, 2007)
a.       Image receptor (IR) : 24 x 30 cm melintang
b.      Posisi Pasien (PP)
Atur pasien prone dengan jari kaki diistirahatkan diatas meja pemeriksaan, atau letakkan sandbag dibawah ankle untuk fiksasi.
c.       Posisi Objek (PO)
1)      Letakkan ½ inchi (1,3 cm) bawah apex patella pada pertengahan IR, dan atur kaki pasien sehingga femoral epicondyles parallel dengan permukaan atas meja pemeriksaan
2)      Gonad shield
d.      Central Ray (CR)
Diarahkan dengan sudut 50 caudad keluar dari titik ½ inchi (1,3 cm) inferior apex patella. Karena tibia dan fibula sedikit condong, central ray akan parallel dengan tibial plateau.
e.       Kriteria Radiograf 






 Gambar IIC.5 Gambaran Radiograf Knee Joint Normal pada Proyeksi Postero Anterior (Ballinger, 2007)
1)      Struktur yang ditunjukkan
Knee joint dan patella terlihat dengan detail patella yang optimal karena penurunan Object Image Distance (OID) jika dibuat dengan proyeksi Postero Anterior (PA).
2)      Posisi
a)      Tidak ada rotasi ditandai dengan condyles tampak simetris.
b)      Patella berada di pertengahan femur dengan anterior knee sedikit rotasi internal.
3)      Kolimasi dan CR
Pertengahan dan  penyudutan benar jika knee joint terbuka dan patella berada di pertengahan bidang kolimasi.
4)      Kriteria Eksposi
Eksposi optimal tanpa pergerakan akan memperlihatkan soft tissue di area sendi dan juga terlihat jelas ketajaman trabekula tulang dan garis tepi parela yang terlihat pada distal femur.

3.      PROYEKSI LATERAL (MEDIOLATERAL)
 
Gambar IIC.6 Posisi Knee untuk Proyeksi Lateral (Mediolateral) (CLARK,2005)
a.      Image Receptor (IR) : 24 x 30 cm melintang
b.      Posisi Pasien (PP)
1)      Atur pasien untuk memutar badan ke sisi yang sakit. Pastikan bahwa pelvis tidak mengalami rotasi
2)      Untuk proyeksi lateral standar, atur pasien untuk meletakkan knee di depan dan luruskan knee yang tidak diperiksa di belakangnya. Knee yang lain dapat ditempatkan di depan knee yang sakit untuk fiksasi.
c.       Posisi Objek (PO)
1)      Memfleksikan 200 hingga 300 biasanya lebih digunakan karena posisi ini merelaksasi otot dan menunjukkan volume maksimal dari rongga sendi.
2)      Untuk mencegah celah fragmen dalam fraktur patela baru atau belum sembuh, knee tidak harus di feksikan lebih dari 100.
3)      Letakkan fiksasi dibawah ankle.
4)      Pegang epicondilus dan tambahkan fiksasi sehingga dapat tegak lurus dengan kaset (condylus superposisi). Patella akan tegak lurus dengan kaset.
5)      Gonad shield.
d.      Central Ray (CR)
1)      Diarahkan menuju knee joint 1 inchi (2,5 cm) distal ke medial epicondyles pada sudut 50 hingga 70 cephalad.
2)      Sedikit penyudutan central ray akan mencegah  ruang sendi menjadi tidak jelas karena magnifikasi gambar dari medial femoral condyles. Sebagai tambahan, pada posisi lateral recumbent, medial condyles akan sedikit ke inferior terhadap lateral condyles.
3)      Central ray jatuh di pertengah IR.
e.      Kriteria Radiograf 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar