Selasa, 04 Februari 2014

TEKNIK PEMERIKSAAN APPENDICOGRAM

Etiologi Apendisitis

Penyebabnya hampir selalu akibat obstruksi lumen appendix oleh apendikolit, fekalomas (tinja yang mengeras), parasit (biasanya cacing ascaris), benda asing, karsinoid, jaringan parut, mukus, dan lain-lain (Subanada, dkk, 2007, Price dan Wilson, 2006).

Patofisiologi

Setelah terjadi obstruksi lumen appendix maka tekanan di dalam lumen akan meningkat karena sel mukosa mengeluarkan lendir. Peningkatan tekanan ini akan menekan pembuluh darah sehingga perfusinya menurun akhirnya mengakibatkan iskemia dan nekrosis. Invasi bakteri dan infeksi dinding appendix segera terjadi setelah dinding tersebut mengalami ulserasi. Infiltrat-infiltrat peradangan tampak di semua lapisan dan exudat fibrin tertimbun di dalam lapisan serosa. Meskipun perforasi belum terjadi, organisme-organisme biasanya dapt dibiakan dari mukosa appendix. Nekrosis dinding appendix mengakibatkan perforasi dan pencemaran abdomen oleh tinja (Subanada, dkk, 2007; Chandrasoma, 2006). 

Klinis

Nyeri di sekitar umbilikus dan epigastrium disertai anoreksia (nafsu makan menurun), nausea, dan sebagian dengan muntah. Beberapa jam kemudian nyeri berpindah ke kanan bawah ke titik Mc Burney disertai kenaikan suhu tubuh ringan (Ahmadsyah dan Kartono, 1995). Bila appendix terletak retrokolik, rasa nyeri terasa di daerah pinggang bagian bawah, bila terletak pelvical rasa nyeri dirasakan di hipogastrium atau di dalam pelvis, dan bila terletak retrocaecal bisa mengiritasi m. psoas. Pada pemeriksaan fisik, pasien terlihat pucat, adanya nyeri tekan, nyeri ketok, nyeri lepas, dan tahanan otot (defans muskuler). Iritasi pada psoas dan obturator menimbulkan nyeri panggul. Peristaltik di daerah appendix menurun. Pada rectal toucher, ada nyeri pada arah jam 10-11 merupakan petunjuk adanya perforasi (Subanada, dkk, 2007).
Gambar Anatomi


DEFINISI :

Appendikografi : Teknik pemeriksaan radiologi untuk memvisualisasikan appediks dengan menggunakan kontras media positif barium sulfat .

Dapat dilakukan :
  • Secara oral
  • Ecara anal
PERSIAPAN PASIEN
  •  48 jam sebelum pemeriksaan dianjurkan makan makanan lunak tidak berserat. Misal : bubur kecap
  • 12 jam atau 24 jam sebelum pem pasien diberikan 2/3 Dulcolac untuk diminum 
  • Pagi hari pasien deberi dulkolac supositoria melalui anus atau dilavement 
  • 4 jam sebelem pemeriksaan pasien harus puasa hingga emeriksaan berlangsung 
  • Pasien dianjurkan menghindari banyak bicara dan merokok
PERSIAPAN ALAT
  • Pesawat sinar-X yg dilengkapi fluoroskopi & dilengkapi alat bantu kompresi yg berfungsi untuk memperluas permukaan organ yg ada didaerah ileosaekal / memodifikasi posisi pasien supine mjd prone
  • Kaset + film
PERSIAPAN BAHAN
  • Bahan kontras barium sulfat dengan perbandingan 1 : 4 sampai 1 : 8

  Teknik Pemeriksaan


PA/AP PROJECTION

Posisi Pasien : Pasien pada posisi pone atau supine, dengan bantal di kepala.

Posisi Objek :
  • MSP berada di tengah-tengah meja pemeriksaan
  • Pastikan tidak ada rotasi 
Central Ray :
  • CR tegak lurus terhadap kaset
  • CR setingi iliac crest 
  • SID minimal 100 cm
Struktur yang tampak :
  • Colon bagian transversum harus diutamaka terisi barium.pada posisi PA dan terisi udara pada posisi AP dengan teknik double contrast.
  • Seluruh luas usus harus nampak termasuk flexure olic kiri
RPO (Right Posterior Oblique)

Posisi Pasien : 35 to 45o menuju right dan left porterior oblique (RPO atau LPO), dengan bantal pada bantal

Posisi Objek :
  • Letakan bantal di atas kepala.
  • Flexikan siku dan letakan di depan tubuh pasien 
  • Luruskan MSP dengan meja pemeriksaan dengan abdominal margins kiri dan kanan sama jauhnya dari garis tengah meja pemeriksaan
CENRAL RAY :
  • CRtegak lurus terhadap IR
  • Sudutkan CR dengan titik pusat setinggi iliac crest dan sekitar 2,5 cm lateral menuju garis midsaggital plane (MSP).  
  • SID minimal 100 cm
  HASIL GAMBAR YANG TAMPAK
  • LPO – colic flexura hepatic kanan dan ascending & recto sigmoid portions harus tampak terbuka tanpa superimposition yang significant. RPO- colicflexure kiri dan descending portions harus terlihat terbuka tanpa superimposition yang significant.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar