Panoramik merupakan salah satu foto
rontgen ekstraoral yang telah digunakan secara umum di kedokteran gigi untuk
mendapatkan gambaran utuh dari keseluruhan maksilofasial.5,7,10,11
Foto panoramik pertama dikembangkan
oleh tentara Amerika Serikat sebagai cara untuk mempercepat mendapatkan
gambaran seluruh gigi untuk mengetahui kesehatan mulut tentaranya.
Foto panoramik juga disarankan kepada
pasien pediatrik, pasien cacat jasmani atau pasien dengan gag refleks.
Salah satu kelebihan panoramik adalah
dosis radiasi yang relatif kecil dimana dosis radiasi yang diterima pasien
untuk satu kali foto panoramik hampir sama dengan dosis empat kali foto intra
oral.
Definisi
Gambaran panoramik adalah sebuah
teknik untuk menghasilkan sebuah gambaran tomografi yang memperlihatkan
struktur fasial mencakup rahang maksila dan mandibula beserta struktur
pendukungnya dengan distorsi dan overlap minimal dari detail anatomi pada sisi
kontralateral.
Radiografi panoramik adalah sebuah
teknik dimana gambaran seluruh jaringan gigi ditemukan dalam satu film.
Foto panoramik dikenal juga dengan
panorex atau orthopantomogram
dan menjadi sangat popular di
kedokteran gigi karena teknik yang simple, gambaran mencakup seluruh gigi dan
rahang dengan dosis radiasi yang rendah.
Foto panoramik dapat
menunjukkan hasil yang buruk dikarenakan kesalahan posisi pasien yang dapat
menyebabkan distorsi.
Indikasi
Adapun seleksi kasus yang
memerlukaan gambaran panoramik dalam
penegakan diagnosa diantaranya
seperti:
1.Adanya lesi tulang atau ukuran
dariposisi gigi terpendam yang
menghalangi gambaran pada
intra-oral.
2.Melihattulang alveolar dimana
terjadi poket lebih dari 6 mm.
3.Untuk melihat kondisi gigi sebelum
dilakukan rencana pembedahan.
Foto rutin untuk melihat
perkembangan erupsi gigi molar tiga tidak disarankan.
gigi.
5.Mengetahui ada atau tidaknya
fraktur pada seluruh bagian mandibula
6.Rencana perawatan implan gigi
untuk mencari vertical height.
Teknik dan Posisi pengambilan gambar
panoramik
Teknik dan posisi yang tepat adalah
bervariasi pada satu alat dengan alat lainnya. Tetapi, ada beberapa pedoman
umum yang sama yang dimiliki semua alat dan dapat dirangkum meliputi:
Persiapan Alat:
1.Siapkan kaset yang telah diisi
film atau sensor digital telah
dimasukkan kedalam tempatnya.
2.Collimation harus diatur sesuai
ukuran yang diinginkan.
3.Besarnya tembakan sinar antara
70-100 kV dan 4-12 mA.
4.Hidupkan alat untuk melihat bahwa
alat dapat bekerja, naik atau
turunkan tempat kepala dan sesuaikan
posisi kepala sehingga pasien
dapat diposisikan.
5.Sebelum memposisikan pasien,
sebaiknya persiapan alat telah
dilakukan.
Persiapan pasien
1.Pasien diminta untuk melepaskan
seluruh perhiasan seperti anting,
aksesoris rambut, gigi palsu dan
alat orthodonti yang dipakainya.
2.Prosedur dan
pergerakan alat harus dijelaskan untuk menenangkan pasien dan jika perlu
lakukan percobaan untuk menunjukkan bahwa alat bergerak.
3.Pakaikan pelindung apron pada
pasien, pastikan pada bagian leher tidak ada yang menghalangi pergerakan alat
saat mengelilingi kepala.
4.Pasien harus diposisikan dalam
unit dengan tegak dan diperintahkan untuk memegang handel agar tetap seimbang.
5.Pasien diminta memposisikan gigi
edge to edge dengan dagu mereka bersentuhan
pada tempat dagu.
6.Kepala tidak boleh bergerak
dibantu dengan penahan kepala.
7.Pasien diinstruksikan untuk
menutup bibir mereka dan menekan lidah ke palatum dan jangan bergerak sampai
alat berhenti berputar.
8.Jelaskan pada pasien untuk
bernafas normal dan tidak bernafas terlalu dalam saat penyinaran.
Persiapan Operator :
1.Operator memakai pakaian
pelindung.
2.Operator berdiri di belakang
dengan mengambil jarak menjauh dari
sumber x-ray ketika waktu
penyinaran.
3.Lihat dan perhatikan pasien selama
waktu penyinaran untuk
memastikan tidak ada
pergerakan.Matikan alat setelah selesai
digunakan dan kembalikan letak
posisi kepala pada tempatnya.
Persiapan lingkungan terhadap
proteksi radiasi
1.Pastikan perangkat sinar x
digunakan dengan teknik yang baik dan
parameter secara fisika terhadap
berkas radiasi ditetapkan dengan benar.
2.Hindari kemungkinan kebocoran
dengan menggunakan kepala tabung harus radiopaque.
3.Filtrasi dari berkas sinar x
dengan mengatur ketebalan filter.
Ketebalan filter bergantung pada
tegangan operasi dari
peralatan sinar x. Tegangan mencapai
70 kVp ketebalan filter setara dengan ketebalan alumunium 2,5 mm untuk kekuatan
tabung sinar x antara 70-100kVp.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar